el-maliky
Salah satu kemurahan Allah yang melakat kuat
dalam diri manusia ialah bahwa manusia ditempatkan oleh Allah sebagai makhluk
terhormat, makhluk yang dimuliakan. Posisi ini secara tegas dinyatakan Allah
dalam al-Qur’an surat al-Isra' ayat 79 dimana Allah berfirman:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي ءَادَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Artinya:
"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra’, 17:70).
Allah memuliakan manusia merupakan karunia
yang amat besar bagi manusia, maka hendaklah manusia mempertahankan dan
menjaganya semaksimal mungkin agar tidak berbalik menjadi kehinaan dan
kesengsaraan. upaya mempertahankan kemuliaan menjadi hal penting mengingat
Allah sendiri meskipun telah memuliakan manusia namun Dia sewaktu-waktu dapat
mengubah kemuliaan itu menjadi kehinaan. Hal ini tampak dalam firman-Nya:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
Artinya:
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke
tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal sholeh ; maka bagi mereka pahala yang tiada
putus-putusnya." (QS. at-Tiin, 95:4-6).
Mempertahankan kemuliaan berarti
mempertahankan kehormatan diri, sedangkan kemuliaan dan kehormatan diri manusia
itu hanya terletak dalam satu dimensi yaitu "takwa" kepada Allah Swt.
Takwa itu sendiri mempunyai dua dimensi yaitu iman dan amal sholeh sebagaimana dinyatakan dalam ayat 6 surat
at-Tiin di atas.
Iman dan amal sholeh harus
senantiasa dipertahankan dan dipertinggi intensitasnya. Hanya dengan iman dan
amal sholeh itu manusia mampu
mempertahankan kehormatan dirinya. Tidak ada jalan lain, karena Allah hanya
membuka satu pintu untuk itu.
Takwa (beriman dan beramal sholeh ) adalah inti sari ajaran Islam
yang meliputi keseluruhan ajaran yang tertuang dalam al-Qur’an maupun sunnah
Rasulullah Saw. Karena itu, takwa selain menjadi barometer kemuliaan seseorang,
juga menjadi syarat mutlak yang menentukan selamat tidaknya manusia dari
siksaan neraka.
Di dalam al-Qur’an surat Maryam ayat 71-72
Allah menyatakan tidak seorangpun di antara manusia kecuali akan mendatangi
neraka. Mereka yang diselamatkan hanyalah orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.
Lengkapnya firman Allah tersebut menyatakan demikian:
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
Artinya:
"Dan tidak ada seorangpun daripadamu,
melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian
yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang
bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan
berlutut." (QS. Maryam, 19:71-72).
Orang-orang bertakwa yang diselamatkan Allah dari neraka, di dalam
Al-Qur’an diidentifikasi sebagai orang-orang yang memiliki jati diri, antara
lain:
1.
Mempunyai akidah yang benar tentang Allah, malaikat, rasul, kitab, dan hari
kiamat;
2.
Tidak syirik/tidak menyembah selain Allah;
3.
Mendirikan salat dan menunaikan zakat;
4.
Rela memberikan sebagian harta (selain zakat) kepada orang atau lembaga
yang membutuhkannya;
5.
Menepati janji bila berjanji dan memelihara amanah;
6.
Sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan peperangan;
7.
Sanggup menahan amarah dan suka memaafkan kesalahan orang;
8.
Suka istighfar dan segera memohon ampun kepada Allah bila terlanjur berbuat
salah;
9.
Hatinya halus dan peka sehingga
apabila disebut nama Allah, hatinya gemetar dan imannya bertambah;
10. Bertawakal
kepada Allah;
11. Melakukan
salat dengan khusu';
12. Suka
mengisi malam dengan salat tahajjud atau salat sunnat lainnya;
13.
Menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia;
14.
Menjaga kemaluan/tidak berzina;
15. Tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah;
16.
Tidak boros dan tidak pula kikir;
17.
Tidak memberi kesaksian palsu;
18.
Berbuat adil tanpa pandang bulu;
19.
Tidak latah, tetapi kritis dan cermat;
20.
Rendah hati, tidak sombong/angkuh;
21.
Tidak mengambil harta/hak orang lain secara batil;
22.
Memakan tidak sekedar halal, tetapi yang halal lagi baik;
23.
Berpuasa Ramadhan;
24.
Menunaikan ibadah haji bila mampu;
25.
Sopan santun kepada ibu bapak dan mendoakan keduanya;
26.
Saling menolong, saling melindungi, beramal makruf, nahi munkar, dan
lain-lain antara sesama Muslim;
27.
Berani menegakkan kebenaran dan keadilan;
28. Senantiasa
merenungkan ciptaan Allah sebagai tanda kekuasaan-Nya;
29. Mengingat
Allah dalam segala keadaan;
30. Berilmu
dan takut kepada Allah;
31. Berbuat
baik kepada teman, tetangga, dan sebagainya;
32. Mencintai
Allah dan Rasul-Nya, melebihi segala-galanya;
33.
Istikamah dan rela berjihad dengan harta dan jiwanya;
34.
Tidak merasa rendah diri dan tidak pesimis.
35. Menjauhkan diri dari dosa-dosa besar