by el-maliky
Mencari nafkah artinya berusaha menemukan karunia/rizeki yang telah
disediakan Allah untuk manusia sesuai firmanNYA di dalam QS. al-Baqarah ayat 29
bahwa semua yang ada di muka bumi sengaja dicipatakan Allah untuk kepentingan
manusia, apabila manusia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menemukan
karunia atau rizeki Allah, maka dia pasti akan mendapatkannya.
Allah menyediakan karunia-Nya dalam jumlah yang amat banyak, selain
untuk manusia juga untuk makhluk-makhluk lainnya. Dalam hal ini Allah telah
menunjuk petugas khusus untuk membagi-bagikan, sehingga binatang atau tumbuhan
yang tidak dapat mencari rizeki sekalipun pasti akan memperoleh bagian yang
telah ditentukan untuknya. Allah berfirman:
وَكَأَيِّنْ
مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya:
“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rizekinya
sendiri. Allah-lah yang memberi rizeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Ankabut, 29:60)
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي
الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا
وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Artinya:
“Dan tidak ada suatu binatang
melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizekinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud, 11:6).
Berdasarkan ayat ini, apabila masih
terdapat manusia yang tak memperoleh rizeki (makan-minum), itu barangkali
karena Allah sedang menahan rizekinya. Penahanan rizeki tersebut boleh jadi
sebagai peringatan kepada yang bersangkutan agar dia sadar bahwa rizeki itu
bukan semata-mata merupakan hasil usahanya, dan boleh jadi pula sebagai siksaan
atasnya karena dalam pandangan Allah ia termasuk orang yang kufur nikmat. Allah berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ
رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي
لَشَدِيدٌ
Artinya:
“Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim, 14:7).
Perintah Mencari Rizeki
Rizeki Allah yang disediakan bagi manusia tidak diberikan kepada
orang yang berpangku tangan, dan tidak pula kepada orang yang berleha-leha.
Rizeki Allah hanya diberikan kepada mereka yang sungguh-sungguh mencarinya.
Berkata Umar bin Khattab: “Langit tidak menurunkan hujan emas.” Sebagaimana
dinyatakan Allah dalam firman-Nya:
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ
وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ
Artinya:
“Apabila telah ditunaikan
sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. al-Jumu’ah, 62:10).
Rosululloh SAW bersabda:
لَأَنْ يَحْتَزِمَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً
مِنْ حَطَبٍ فَيَحْمِلَهَا عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ
رَجُلًا يُعْطِيهِ أَوْ يَمْنَعُهُ
Artinya:
“Bahwasanya seseorang di antara kamu
berusaha mengumpulkan kayu, memikulnya sendiri di atas punggungnya, lalu
dijual, itu lebih baik dari pada meminta-minta kepada orang lain, diberinya
atau ditolaknya sama saja.”(HR. Bukhari No. 1377; Muslim No. 1728).
Bekerja dengan tangan sendiri lebih baik dari pada meminta-minta.
Hal ini disebabkan karena meminta-minta mempunyai beberapa dampak negatif,
misalnya:
a. Menyebabkan
seseorang cenderung menghambakan diri dan menggantungkan hidupnya kepada sesama
mahluk dan mengharapkan belas kasihnya, padahal hanya Allah saja yang berhak
menerima perhambaan dan tempat menggantungkan diri itu.
b. Menyebabkan
seseorang menjadi pemalas, karena yang diharapkan selalu bantuan dan uluran
tangan orang lain.
c. Meminta-minta
merupakan realisasi dari keputus-asaan seseorang dari rahmat Allah, suatu sikap
yang tercela dan merupakan sikap orang kafir.
Sekelumit keterangan ini semoga membawa mamfaat AMIIN